Mecari Informasi dan Membagi Ilmu Pengetahuan

Tim Kerja Faddam Crew

Faddam Crew merupakan sekumpulan orang pekerja yang merubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin karena tidak ada alasan untuk membuat semua mimpi menjadi tidak mungkin.

Tim Kerja Faddam Crew

Faddam Crew merupakan sekumpulan orang pekerja yang merubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin karena tidak ada alasan untuk membuat semua mimpi menjadi tidak mungkin.

KOREK (Komunitas Relawan Kampus)

KOREK (Komunitas Relawan Kampus) merupakan sebuah komunitas terbentuk di Universitas Kuningan. Komunitas ini didirikan oleh sekelompok mahasiswa pada tahun 2013 dengan pendiri Marzen, Ilham dan Faishal.

KOREK (Komunitas Relawan Kampus)

KOREK (Komunitas Relawan Kampus) merupakan sebuah komunitas terbentuk di Universitas Kuningan. Komunitas ini didirikan oleh sekelompok mahasiswa pada tahun 2013 dengan pendiri Marzen, Ilham dan Faishal.

Rabu, 08 April 2015

PENEGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latarbelakang
Bahasa Indonesia memiliki banyak sekali peranan. Diantaranya adalah dipakai sebagai salah satu alat untuk mempersatukan tiap-tiap suku yang ada, karena di Indonesia terdapat banyak sekali suku dimana tiap suku memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda.. Dalam kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi intrapersonal, interpersonal, maupun yang meluas pada kehidupan berbangsa dan bertanah air, bahasa memegang peran utama. Peran tersebut meliputi bagaimana proses mulai dari tingkat individu hingga suatu masyarakat yang luas memahami diri dan lingkungannya. Sehingga pada saat inilah fungsi bahasa secara umum, yaitu sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, memberikan perannya.
Selain itu bahasa Indonesia juga turut ambil bagian dalam upaya mencerdaskan bangsa. Di Indonesia kesepakatan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat untuk mempersatukan suku-suku telah ada sejak adanya Sumpah Pemuda. Namaun seiring berkembangnya jaman penggunaan bahasa Indonesia semakin bercampur aduk yang terkadang mengkombinasikan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Bahasa Indonesia juga tak kalah pentingnya dalam dunia jurnalistik. Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh pewarta atau media massa untuk menyampaikan informasi. Bahasa dengan ciri-ciri khas yang memudahkan penyampaian berita dan komunikatif. Selama ini masih banyak orang yang menganggap bahasa jurnalistik sebagai perusak terbesar bahasa Indonesia. Mereka menganggap bahasa jurnalistik sebagai bahasa lain yang tidak pantas dilirik. Padahal penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat penting. Bahasa yang baik dan benar tidak memerlukan kata yang terlalu bertele-tele. Oleh karena itu, bahasa yang baik dan benar dapat diterapkan dalam keidupan sehari-hari agar interaksi antar sesama maupun kelompok dapat terjalin hubungan yang baik dan benar.
2.      Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Sehari-hari ?
2.      Apa Makna Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari Hari ?
3.      Apakah Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia ?
4.      Bagaimana Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar ?

3.      Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Sehari-hari.
2.      Untuk Mengetahui Apa makna Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari Hari.
3.      Untuk Mengetahui Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia.
4.      Untuk Mengetahui Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Sehari-hari
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan. Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki banyak perbedaan, baik dari segi suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, keberadaan bahasa Indonesia sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia merupakan penunjang aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kegunaan bahasa sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan bermasyarakat, tanpa bahasa mungkin dunia ini tidak akan seperti sekarang ini dan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa bahasa. Untuk berkomunikasi dengan seseorang kita pasti menggunakan bahasa, contoh seorang dosen yang menyampaikan materi kuliah, seorang guru yang menyampaikan pelajaran, seorang pedagang  yang menawarkan dagangannya, seorang atasan yang memberikan perintah kepada bawahannya, dan banyak lagi contoh lainnya, dan pasti itu semua menggunakan bahasa dalam melakukan aktivitasnya.
Bahasa Indonesia tidak saja bermanfaat sebagai bahasa perantara dan bahasa resmi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pemersatu bangsa. Sebagai sarana pemersatu dan alat yang digunakan masyarakat Indonesi untuk melakukan interaksi sosial, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki peranan vital untuk menumbuhkan rasa persatuan antara masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia telah berhasil mempersatukan beragam suku di Indonesia yang biasanya bertutur dengan bahasa daerahnya masing-masing. Dengan demikian, sekiranya dapat dikatakan pula bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh terhadap kondisi sosial maupun politik bangsa Indonesia.
Dalam aspek kehidupan sosial, bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang sangat vital dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan sosial masyarakat. Dewasa ini, kita sering dihadapkan dengan masalah-maslah sosial. Perbedaan suku, ras, golongan, dan agama sering menjadi pemicu terjadinya pertikaian atupun hanya karena kesalahpahaman semata.
Adapun bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa merupakan salah satu solusi yang cukup efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah sosial dewasa ini. Hal tersebut karena bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri. Dalam hal ini, bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain karena bahasa memang pada dasarnya mampu mempengaruhi sikap seseorang dan juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi masyarakat.
Sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang secara konkrit terdiri dari beragam suku maupun etnis yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, bahasa Indonesia merupakan salah satu solusi yang cukup efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial dan politik yang sekiranya sering kita temui dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu disebabkan karena bahasa Indonesia merupakan wahana pemersatu dan juga dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Selain itu, bahasa Indonesia juga mampu mempengaruhi tingkah laku bangsa Indonesia sebagai penutur karena sejatinya bahasa memang mampu mempengaruhi sikap seseorang.
Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut penghitungan atau kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan atau berkhayal, hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
Sejalan dengan uraian di atas dapat diformulasikan bahwa makin tinggi kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi pula kemampuan berpikirnya. Makin teratur bahasa seseorang, maka makin teratur pula cara berpikirnya. Dengan berpegangan pada formula itulah, dapat dikatakan bahwa seseorang tidak mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang intelektual pasti berpikir, dan proses berpikir pasti memerlukan bahasa.
2.2  Makna Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari Hari
Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
2.3  Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia
Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.
a.       Bahasa dan Realita
Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud. Dalam bahasa Indonesia kata cecak memiliki hubungan kausal dengan referennya atau binatangnya. Artinya, binatang itu disebut cecak karena suaranya kedengaran seperti cak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut tanda bukan simbol. Lebih lanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa adalah problema makna. Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan antara simbol dan tanda. Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda meskipun tidak ada hubungan kausal antara objek (benda) yang dilambangkan kata itu dengan kata table.
Dari uraian di atas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belum jelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa bahasa memiliki sistem fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, sistem morfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia dalam pengertian seperti inilah disebut realita.
Penjelasan Bolinger (1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah hubungan antara realita dan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu yang berada di luar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa, karena tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan realita.
b.      Bahasa dan perilaku
Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realita. Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan baik. Kedua proses ini dapat berjalan dengan baik jika baik encoder maupun decoder sama-sama memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama. (Omaggio, 1986).
Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita. Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung atau melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental tentang kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya juga akan membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi perbedaan representasi mental pada kedua orang itu. 
c.       Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
d.      Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat  hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
2.4  Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Bahasa  bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu, berbahasa bukan sekedar berkomunikasi, berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan bahasa yang berlaku.
Ungkapan “Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Kita tentu sudah sering mendengar dan membaca ungkapan tersebut. Permasalahannya adalah pengertian apa yang terbentuk dalam benak kita ketika mendengar ungkapan tersebut? Apakah sebenarnya ungkapan itu? Apakah yang dijadikan alat ukur (kriteria) bahasa yang baik? Apa pula alat ukur bahasa yang benar?
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu jauh berbeda.
Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikannya kepada penerima pesan. Oleh karena itu, Bahasa yang baik dan benar dapat diterapkan dalam keidupan sehari-hari agar interaksi antar sesama maupun kelompok dapat terjalin hubungan yang baik dan benar.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Bahasa merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi-teknologi yang berkembang. Dengan kata lain, bahasa merupakan sarana untuk menyerap dan mengembangkan pengetahuan.
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama.
3.2  Saran
Oleh karena itu sebagai warga Indonesia yang baik, saya harus tetap belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang selama ini saya sudah banyak lupa bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Kita juga patut bangga mempunyai bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, oleh karenanya kita tidak boleh membuat bahasa Indonesia menjadi luntur dalam penggunaannya walaupun kita juga tidak boleh melupakan bahasa daerah kita karena itu merupakan warisan budaya bangsa kita. Artinya walaupun dalam pergaulan sehari-hari kita menggunakan bahasa daerah atau gaul tetapi di dalam situasi yang resmi seperti dalam dunia pendidikan dan lain sebagainya kita harus tetap tahu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA

http://sugiartha26.wordpress.com/2012/10/06/fungsi-dan-peranan-bahasa-indonesia-dalam-kegiatan-sehari-hari/

http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa

http://kafeilmu.com/2010/12/pengertian-ragam-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html








Share:

Materi Stand Up Comedy M. Abdul Hamam

Materi stand up comedy from kope “BBM Naik”
Ass, perkenalan
Bensin naik (yg penting bbm di read n di bales) pastinya nigisi ceban & ngecek di play stoere tetep ajah bbm gratis,orang indo panik saya ikt* ngantr, tips ngantri di pom ; yg pastinya bawa motor, cari antrian yg kosong , dan yg terkhir jika petugas pom gk ada..segerelah kita ngisi dengn sendri lalu bergegaslah untuk meninggilkan pom bensin. Nunggu ngantri panjang buat isi bbm sebelum naik, pas udah dapat giliran udah jam 00.00, oh ya ini berita terupdet yg saya dapet ,ya  berita mengembirakan bua kita semua penurunan harga bbm , pemerintah jokowi akan umumkan penurunan harga yg berlaku besok . m esdm “sofyan djalil” m ppn & bappenas adrinof chaniago , mentri kabinet kerja jokowi mengumumkan barusan di kantor mentri koorditor perekonomian, adapun harga barunya, premium : Rp 6.500 menjadi Rp 4.500 , dari yg solar seharga Rp 5.500 menjadi Rp 3.750 . ini terhitung mulai nanti jam 12 malam , menurut mentri perekonomian sofyan djalil ; harga tersebut  di atas untuk setengah liter.jangan caci maki pemerintah” yg ktany dari subsidi bbm untuk kesehatan & pendidikan,(ya wajar mereka mencaci maki , terutama ibu* rumah tanga yg katany imbas dari bbm naik harga* juga naik , seperti halnya minyak goreng , gula merah, bawang, cabe cabea, & selain harga pada naik, bbm naik juga menurunkan produktifitas cabe cabean , yg biasanya cabe cabean suka bawa motor bonceng tiga yg keluar pas sholat ashar, mungkin sekarang g akn berkurang & mereka akan berali naik becak.”udah kebayang kan bagaimana cabe cabean naik becak. cadangan minyak bumi indo untuk 12 tahun lagi. Udah mulai sekarangmh irit bensin.
Di sini banyak cewe, mana ya cewe cantik ??? “ya kamu pake kerudung merah, ehh ternyata bukan cewe... (becanda neng , amammh klo becnda suka serius) neng sudah punya pacar ?belum . hemm cantik2 belum punya pacar, mubazir neng .. mendingan kecantikanya di wakafin ajah (biar faedah) sebelahnya cowo., a uadah punya pacar ?sudah..mau tukar tambah dg pacar saya , kemarin pacar saya baru ganti kesing, jaringan gk lemot, udah jelibin lagi. Dan kalau kita  Berbicara lagi tentng perempuan, berarti kita berbicara tentng ibu, sosok perempuan tangguh tempat kita berteduh membasuh peluh, dia yg palng mengrti kita saat kita jatuh , mengangkat kita n memberikan semangat baru,kalau jatuh n tak bisa bangkit lagi itu rumor butiran debu. Laki2 & perempuan padadasarnya adl satu yg ketika hilang memunculkan rasa rindu. keduanya dicipta bukan untuk beradu siapa yg lebih maju,  tetapi untk saling membantu dalam do’a penghulu. terus cewe itu punya keahlian yg saya salut, itu terutama ibu ibu yg kalo melht sensor barang disokn , mau rame kaya apa jga moll dia seblh sanah diskon 50% tuh.. sinylnya kencng benr. sebtlnya gk maslh, krn itu jga bgus buat penghemtn, jadi mislnya klo ke supermarket ,beli sabun yg hadihnya piring cantik (padhl pirngnya gk cantk2 amt), beli motr yg berhadiah payung cantik (padhl kan naik motr gk bsa sambl pke payung)..yg saya bingung  adl yg bhaya , klo mislnya prinsip ini di terpn di semua hal, karn prinsp wanita klo ada barng diskn : beli ajh dlu,  perlu gk perlu  ursn belkngn, mempng lgi diskn .. ini bahaya... krna sekrng klinik pusksmas rumah sakt bsa diskon jga , kebyng prinsip itu di terpkn ...tiba lagi duduk cewe sama cwo suami istri di rmh sakt , cwenya blang ..mas mndingan skrng oprsi katark , cwo : kan mata aku gk knp2..?, cwe : ya, mempeng lgi diskonnn ,...udh oprsi dlu , ke pke gk ke pkemh blkngn , cwo : emg mta say kutil , maen oprsi oprsi ajah.. bnyk yg  sult di mengrt dr permpn , sebtlnya ini cmn maslh komunikasi ajah, sebnrnya cwe ama cwo itu sama ajh..., dan perempuan biasanya ska menggunkn analogi2 yg sult di pahmi olh pria, mislnya cwe pengn beli sepatu , di tmnn sama cwonya ke mall..masuk ke lantai satu..liht ada septu di pegng2 doank gk di beli....ayo ke lantai dua mutrr2 ..weyy tawaf kita di mall, demi nyari sepatu, kita tawaf ..kalo cape berhnt dlu , lempr jumroh kadng2..ttp ajh gk di beli, pegng2 doank gk di ambil..ntr klo sdh sehrn nyri septu gk ktmu, di jaln pulng bru dia ngambk ..(diemmm ajh cembrtt)cwo: klo di tnya knp tdi septnya gk di ambl? , cwe : gk ahh, gk cocok di hati ...nmanya jga septu, di mna2sepatu pasnya di kaki... (cwo : jdi bahsanya yg sult di mngrt ). Terus cewe juga pintar phpiin cowo, nah php seorang cewe itu sama ajah seperti kita ngambil makanan di toples roti biskuat pas di buka isinya rengginang “buka lagi toples yg satu bener isinya roti, eh pas di makan rotinya rasa rengginang”..




Created by Amam pe..


Share:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALUTA ASING

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
          Berdasarkan uraian di atas, penyusun bermaksud membahas mengenai  “pendidikan dan pelatihan”. Adanya perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa, membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi dan modernisasi. Jika suatu organisasi atau instansi tidak bisa menyikapi hal tersebut, maka kelangsungan kegiatan atau pekerjaan di dalam organisasi atau instansi tersebut akan terhambat. Untuk itu, diperlukan adanya sistem yang baik yang harus dimiliki oleh setiap organisasi. Sebuah instansi harus didukung sumber daya manusia yang cakap karena sumber daya manusia sangat berperan dalam menjalankan usaha atau kegiatan di dalam instansi tersebut (Soekidjo Notoatmodjo,2003:2).
Perlu
disadari, bahwa untuk mengimbangi perubahan-perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek yang mempengaruhi beban kerja pimpinan dituntut tersedianya tenaga kerja yang setiap saat dapat memenuhi kebutuhan. Untuk itu, seorang pimpinan harus dapat mengelola sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia. Dalam kondisi seperti ini, bagian kepegawaian juga dituntut harus selalu mempunyai strategi baru untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan pegawai yang cakap yang diperlukan oleh suatu instansi. Untuk mendapatkan pegawai yang profesional dan berintegritas memang harus dimulai dari seleksi penerimaan, penempatan, promosi sampai dengan pengembangan pegawai tersebut.
B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat disusun pertanyaan yang akan menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini, yaitu :
1.    Apa pengertian valuta asing?


C.    Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Dapat mengetahui tentang pengertian valuta asing.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
1.      Pengertian pendidikan
Berikut pengertian pendidikan menurut para ahli:
a)        Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
b)        Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
c)        Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Penididkan formal diperoleh dari program-program yang sudah dirancang secara struktur oleh intitusi,kementrian suatu negara (sekolah). Pendidikan non formal yaitu dari pengetahuan yang didapatnya dari kehidupan sehari-hari baik yang dirasakan sendiri atau yang dipelajari dari orang lain (lingkungan).

2.      Pengertian pelatihan
Menurut para ahli pelatihan,yaitu:
a)        Menurut Bernardin dan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improve employee performance on a currently held job or one related to it. This usually means changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective, training should involve a learning experience, be a planned organizational activity, and be designed in response to identified needs. Jadi pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang di dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
b)        Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned effort to facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and behavior by employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
c)        Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya
Dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu usaha pengalaman pembelajaran untuk mengembangkan kinerja para tenaga kerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, hal ini biasanya melakukan pembelajaran dalam    perubahan sikap, prilaku, keahlian ,dan pengetahuan yang khusus atau sfesifik dimaksudkan untuk memperbaiki kegiatan dalam melaksanakan pekerjaan.
d)     Perbedaan pendidikan dan pelatihan
          Perbedaan kedua istilah itu pada intinya mengarahkan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pendidikan lebih berorientasi pada peningkatan produkktivitas kerja pegawai di masa depan. Akan tetapi perbedaan itu tidak perlu ditonjolkan karena kedua pengertian itu umumnya digunakan bersama-sama.
          Sebenarnya perbedaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu perusahaan, menurut Soekidjo Natoatmodjo secara teoritis dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
No.
Penjelasan
Pendidikan
Pelatihan
1
Pengembangan kemampuan
Menyeluruh (overall)
Mengkhusus (spesific)
2
Area kemampuan (Penekanan)
Kognotif, afektif
Psikomotor
3
Jangka waktu pelaksanaan
Panjang (long term)
Pendek (Short term)
4
Materi yang diberikan
Lebih umum
Lebih khusus
5
Penekanan penggunaan Metode Belajar Mengajar
Konvensional
Inkonvensional
6
Penghargaan akhir proses
Gelar (degree)
Sertifikat (Non gelar)

          Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelakasanaanpendidikan dan pelatihan menitikberatkan pada :
1.        Membantu pegawai dalam menambah pengetahuan dan ketrampilan.
2.        Pengetahuan  dan ketrampilan tersebut sangat erat hubungannya dengan pekerjaan sekarang ataupun masa yang akan datang.
3.        Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan haruslah direncanakan dan diorganisasikan untuk mendapatkan efektivitas dalam pelaksanaan pendidikan  dan latihan itu sendiri.
e)      Pengertian pendidikan dan pelatihan
           Menurut John Suprihanto (1988:86) pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses pembinaan pengertian dan pengetahuan terhadap kelompok fakta, aturan serta metode yang terorganisasikan dengan megutamakan pembinaan, kejujuran dan ketrampilan.
           Sondang P. Siagian (1983:180) memberikan pengertian terhadap kedua istilah itu : Pendidikan adalah keseluruhan proses, teknik dan metode mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang yang lain dengan standart yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pelatihan adalah juga proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu.
           Kemudian Wijaya (1970:75) juga mengemukakan pengertian yang senada dengan diatas yaitu “Pendidikan dimaksudkan untuk membina kemampuan atau mengembangkan kemampuan berpikir para pegawai, meningkatkan kemampuan mengeluarkan gagasan-gagasan pada pegawai sehingga mereka dapat menunaikan tugas kewajiban dengan sebaik-baiknya”. Waktu yang diperlukan untuk pendidikan bersifat lebih formal. Sedangkan latihan lebih mengembangkan ketrampilan teknis sehinga pegawai dapat menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Latihan berhubungan dengan pengajaran tugas pekerjaan dan waktunya lebih singkat serta kurang formal.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah suatu bentuk kegiatan pembinaan dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar memberikan kontribusi dalam menjalakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya

B.       Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
          Tujuan merupakan sesuatu yang ingindicapai dalam sebuah program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh sebuah instansi atau lembaga. Begutupun dalam suatu pendidikan dan pelatihan, didalamnya terdapat tujuan yang hendak dicapai. Namun tujuan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan pada tiap-tiap lembaga/instansi berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan, harapan ataupun tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga tersebut.
          Pada umunya kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau instansi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, skill seseorang yang mengikuti pelatihan tersebut.
     Tujuan dari pendidikan dan pelatihan dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001 : 6), dimana Oemar Hamalik melihat bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan dilihat dari beberapa segi, diantaranya yaitu:
1.    Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia
          Tujuan pelatihan bersumber dari kualitas manusia yang diharapkan antara lain terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut:
·      Peningkatan semangat kerja
·      Pembinaan budi pekerti
·      Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
·      Meningkatkan taraf hidup
·      Meningkatkan kecerdasan
·      Meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan
·      Menciptakan lapangan kerja dan pendapatan
2.    Kelembagaan pendidikan dan pelatihan
          Setiap lembaga pendidikan dan poelatihan memiliki tujuan yang berbeda-beda tergantung dari konsep diklat yang diadakan dan tujuan program yang ingin dicapai.
3.    Jenis pekerjaan dan jenis diklat
          Berdasarkan jenis pekerjaan maka diklat pun diselenggarakan menyesuaikan dengan jenis pekerjaan. Kegiatan program pelatihan dan pendidikan dapat memberikan manfaat yang cukup positif bagi beberapa pihak.

C.      Jenis Pendidikan dan Pelatihan
          Pendidikan dan pelatihan berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi empat macam, antara lain :
1.         Pendidikan Umum, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan para peserta tersebut memperoleh pengetahuan umum.
2.         Pendidikan Kejuruan, yaitu pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan pada peserta pendidikan mau melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya.
3.         Latihan Keahlian, yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan termasuk di dalamnya latihan ketata-laksanaan.
4.         Latihan Kejuruan, yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf lebih rendah dari pada latihan keahlian.

D.      Metode Pendidikan dan Pelatihan
          Untuk memilih metode pendidikan dan pelatihan yang tepat harus didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai, sarana yang ada dan jumlah penggunaan yang tersedia serta waktu dari kegiatan. Maksud metode pendidikan dan latihan adalah sebagai suatu cara sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat membuat suatu kondisi tertentu dalam penyelenggaraan pendidikan dan latihan guna mendorong peserta dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap penyelesaian tugas dan pekerjaan yang akan akan dibebankan kepadanya.
          Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dapat melalui beberapa metode, yaitu :
1.         Sistem Magang. Sistem ini merupakan sistem yang paling tua di dunia. Sistem magang mempunyai prinsip umum yaitu belajar sambil bekerja dan sebaliknya.
2.         Sistem Peragaan. Untuk ketrampilan tertentu sering kali dalam pendidikan dan latihan menggunakan peragaaan, dengan alat-alat tertentuserrta didemontrasikan cara pengerjaannya.
3.         Sistem Bimbingan. Dengan sistem ini pelajaran langsung diberikan satu-persatu sehingga para pegawai akan lebih cepat memahami pelajaran yang diberikan.
4.         Sistem Latihan Praktek. Dalam sistem ini seseorang lebih ditekankan untuk melaksanakan latihan praktek seperti sesungguhnya agar mereka dapat langsung bekerja.
          Secara garis besar metode pendidikan dan pelatihan karyawan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni :
1.         Metode di luar pekerjaan (off the job side), metode ini berarti karyawan sebagai peserta diklat keluar sementara dari pekerjaannya. 
2.         Metode di dalam pekerjaan (on the job site), metode ini adalah berbentuk penugasan pegawai-pegawai baru pada bagian-bagian yang telah ditentukan. Ini berarti para pegawai yang sudah berpengalaman untuk membimbing atau mengajarkan kepada para pegawai baru dan diharapkan pegawai yang telah senior itu dapat memberikan suatu contoh mengerjakan pekerjaan dengan baik, jelas dan kongkret, sehingga para pegawai baru akan menirunya.

E.       Manfaat Pendidikan dan Pelatihan
          Manfaat dari diadakannya pendidikan dan pelatihan dapat dirasakan oleh karyawan/pegawai yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan maupun oleh lembaga/instansi tempat karyawan tersebut bekerja. Bagi karyawan/pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, manfaat yang diperoleh salah satunya adalah mereka dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, skill dalam bidang pekerjaannya. Sedangkan bagi perusahaan/lembagainstansi, kegiatan pendidikan dan pelatihan dapat memberikan manfaat yang salah satunya yaitu dapat meningkatkan kualitas operasional perusahaan karena didukung oleh SDM yang lebih berkualitas.
Sebagaimana beberapa manfaat pendidikan dan pelatihan yang dikemukakan oleh Manulang (1992:83), diantarnya yaitu:
1.         Memudahkan pelaksanaan tugas, dengan adanya diklat, seseorang akan lebih mudah dalam melaksankan tugasnya dan menjamin tersedianya tenaga kerja dalam perusahaan yang mempunyai keahlian.
2.         Membantu stabilitasi pegawai, dengan adanya diklat stabilitasi pegawai dapat dijaga dan mendorong karyawan untuk betah bekerja diperusahaan yang bersangkutan. Apalagi jika karyawan dilatih untuk mewujudkan promosi dari perusahaan (promotion from withim) maka cara kerja dan sikap karyawan dapat diperbaiki
3.         Bekerja lebih efisisen, apabila karyawan memperoleh latihan di bawah pengawasan instruktur ahli, maka karyawan akan berkembang lebih cepat dan lebih baikserta bekerja lebih efisien.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidikan dan pelatihan adalah suatu bentuk kegiatan pembinaan dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar memberikan kontribusi dalam menjalakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.


DAFTAR PUSTAKA

Riadi, Muchlisin. (2012). Jenis dan Metode Pendidikan dan Pelatihan. Tanggal Pengambilan 16 Maret 2015 tersedia di  http://www.kajianpustaka.com/2012/11/jenis-dan-metode-pendidikan-dan.html.
                    . 2014. Valuta Asing. Tanggal pengambilan 14 November 2014 tersedia di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126948-6574...Literatur.
Bank Indonesia. 2014. Informasi Kurs. Tanggal pengambilan 14 November 2014 tersedia di http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx
Feryanto, Agung, dkk. 2012. Detik-detik Ujian Nasional Ekonomi. Klaten : Intan Pariwara.
Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta : Salemba Empat.








Share: