Rabu, 08 April 2015
PENEGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latarbelakang
Bahasa
Indonesia memiliki banyak sekali peranan. Diantaranya adalah dipakai sebagai
salah satu alat untuk mempersatukan tiap-tiap suku yang ada, karena di
Indonesia terdapat banyak sekali suku dimana tiap suku memiliki bahasa daerah
yang berbeda-beda.. Dalam kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi
intrapersonal, interpersonal, maupun yang meluas pada kehidupan berbangsa dan
bertanah air, bahasa memegang peran utama. Peran tersebut meliputi bagaimana
proses mulai dari tingkat individu hingga suatu masyarakat yang luas memahami
diri dan lingkungannya. Sehingga pada saat inilah fungsi bahasa secara umum,
yaitu sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial, memberikan perannya.
Selain itu
bahasa Indonesia juga turut ambil bagian dalam upaya mencerdaskan bangsa. Di
Indonesia kesepakatan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat untuk
mempersatukan suku-suku telah ada sejak adanya Sumpah Pemuda. Namaun seiring
berkembangnya jaman penggunaan bahasa Indonesia semakin bercampur aduk yang
terkadang mengkombinasikan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Bahasa Indonesia juga tak kalah
pentingnya dalam dunia jurnalistik. Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
digunakan oleh pewarta atau media massa untuk menyampaikan informasi. Bahasa
dengan ciri-ciri khas yang memudahkan penyampaian berita dan komunikatif.
Selama ini masih banyak orang yang menganggap bahasa jurnalistik sebagai
perusak terbesar bahasa Indonesia. Mereka menganggap bahasa jurnalistik sebagai
bahasa lain yang tidak pantas dilirik. Padahal penggunaan bahasa yang baik dan
benar sangat penting. Bahasa yang baik dan benar tidak memerlukan kata yang
terlalu bertele-tele. Oleh karena itu, bahasa yang baik dan benar dapat
diterapkan dalam keidupan sehari-hari agar interaksi antar sesama maupun
kelompok dapat terjalin hubungan yang baik dan benar.
2.
Rumusan
masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Apa Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Sehari-hari ?
2.
Apa Makna Bahasa Indonesia dalam
Kehidupan Sehari Hari ?
3.
Apakah Bahasa Mempengaruhi Perilaku
Manusia ?
4.
Bagaimana Bahasa Indonesia Yang Baik dan
Benar ?
3.
Tujuan
1.
Untuk Mengetahui Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Sehari-hari.
2.
Untuk Mengetahui Apa makna Bahasa Indonesia dalam
Kehidupan Sehari Hari.
3.
Untuk Mengetahui Bahasa Mempengaruhi Perilaku
Manusia.
4.
Untuk Mengetahui Bahasa Indonesia Yang Baik dan
Benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Sehari-hari
Pada dasarnya,
bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, yakni sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi
sosial dalam lingkungan. Bahasa
Indonesia adalah alat pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki banyak
perbedaan, baik dari segi suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya yang
masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, keberadaan
bahasa Indonesia sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia itu sendiri.
Bahasa Indonesia merupakan penunjang aktivitas masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki
peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
kegunaan bahasa sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan
bermasyarakat, tanpa bahasa mungkin dunia ini tidak akan seperti sekarang ini
dan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa bahasa. Untuk
berkomunikasi dengan seseorang kita pasti menggunakan bahasa, contoh seorang
dosen yang menyampaikan materi kuliah, seorang guru yang menyampaikan
pelajaran, seorang pedagang yang
menawarkan dagangannya, seorang atasan yang memberikan perintah kepada
bawahannya, dan banyak lagi contoh lainnya, dan pasti itu semua menggunakan
bahasa dalam melakukan aktivitasnya.
Bahasa Indonesia tidak saja bermanfaat
sebagai bahasa perantara dan bahasa resmi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana
pemersatu bangsa. Sebagai sarana pemersatu dan alat yang digunakan masyarakat
Indonesi untuk melakukan interaksi sosial, bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang memiliki peranan vital untuk menumbuhkan rasa persatuan antara masyarakat
Indonesia. Bahasa Indonesia telah berhasil mempersatukan beragam suku di
Indonesia yang biasanya bertutur dengan bahasa daerahnya masing-masing. Dengan
demikian, sekiranya dapat dikatakan pula bahwa bahasa Indonesia merupakan salah
satu aspek yang memiliki pengaruh terhadap kondisi sosial maupun politik bangsa
Indonesia.
Dalam aspek kehidupan sosial, bahasa
Indonesia juga memiliki peranan yang sangat vital dalam rangka menyelesaikan
persoalan-persoalan sosial masyarakat. Dewasa ini, kita sering dihadapkan
dengan masalah-maslah sosial. Perbedaan suku, ras, golongan, dan agama sering
menjadi pemicu terjadinya pertikaian atupun hanya karena kesalahpahaman semata.
Adapun bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu bangsa merupakan salah satu solusi yang cukup efektif untuk
menyelesaikan beberapa masalah sosial dewasa ini. Hal tersebut karena bahasa
Indonesia dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial sesuai dengan fungsi
bahasa itu sendiri. Dalam hal ini, bahasa merupakan alat yang dipergunakan
dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain karena
bahasa memang pada dasarnya mampu mempengaruhi sikap seseorang dan juga
mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi masyarakat.
Sebagai bahasa nasional dan bahasa
persatuan bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia mampu
mempersatukan bangsa Indonesia yang secara konkrit terdiri dari beragam suku
maupun etnis yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena
itu, bahasa Indonesia merupakan salah satu solusi yang cukup efektif dalam
menyelesaikan masalah-masalah sosial dan politik yang sekiranya sering kita
temui dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu disebabkan karena bahasa
Indonesia merupakan wahana pemersatu dan juga dapat berfungsi sebagai alat
kontrol sosial. Selain itu, bahasa Indonesia juga mampu mempengaruhi tingkah
laku bangsa Indonesia sebagai penutur karena sejatinya bahasa memang mampu
mempengaruhi sikap seseorang.
Kalau kita
cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari
oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam
proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep,
proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut penghitungan atau
kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan atau berkhayal,
hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang
tidak lain adalah bahasa.
Sejalan dengan uraian di atas dapat
diformulasikan bahwa makin tinggi kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi pula
kemampuan berpikirnya. Makin teratur bahasa seseorang, maka makin teratur pula
cara berpikirnya. Dengan berpegangan pada formula itulah, dapat dikatakan bahwa
seseorang tidak mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang
intelektual pasti berpikir, dan proses berpikir pasti memerlukan bahasa.
2.2 Makna Bahasa Indonesia dalam
Kehidupan Sehari Hari
Dalam
berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah
bahasa baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada
bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami
dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai
bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang
tidak disadari.
Komunikasi
lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti
berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan
bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut
untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu,
kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan
bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau
istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes,
sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan
tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui
bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan
tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi
bahasa.
Pada dasarnya,
bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial
dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan
kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus
globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan
pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,
baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia,
yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
Menurut
Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil
pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang
digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa
Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di
dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
2.3 Bahasa Mempengaruhi Perilaku
Manusia
Menurut
Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilaku
manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel
bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini
benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi
perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.
Kehadiran
realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu
dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah
perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur
bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara,
dan penulis.
a.
Bahasa dan Realita
Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah
sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan
simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan
sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi
ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang
dimaksud. Dalam bahasa Indonesia kata cecak memiliki hubungan kausal dengan
referennya atau binatangnya. Artinya, binatang itu disebut cecak karena
suaranya kedengaran seperti cak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut
tanda bukan simbol. Lebih lanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa adalah
problema makna. Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan antara simbol
dan tanda. Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda meskipun tidak ada
hubungan kausal antara objek (benda) yang dilambangkan kata itu dengan kata
table.
Dari uraian di atas dapat ditangkap bahwa
salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara
yang lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau
apa yang dimaksud dengan makna belum jelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa
bahasa memiliki sistem fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi,
sistem morfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan
dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa
termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia dalam pengertian seperti inilah
disebut realita.
Penjelasan Bolinger (1981) tersebut
menunjukkan bahwa makna adalah hubungan antara realita dan bahasa. Sementara
realita mencakup segala sesuatu yang berada di luar bahasa. Realita itu mungkin
terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa, karena tidak ada bahasa tanpa makna.
Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan realita.
b.
Bahasa dan perilaku
Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam
bahasa selalu tersirat realita. Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku
komunikasi. Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan
dengan baik. Kedua proses ini dapat berjalan dengan baik jika baik encoder
maupun decoder sama-sama memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang
sama. (Omaggio, 1986).
Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh
Bolinger(1981) tentang realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik
dengan pengetahuan realita. Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat
dijelaskan dengan teori-teori pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan
pengetahuan dunia (realita) atau proses penghubungan bahasa dan realita pada
prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasi mental realita melalui
pengalaman yang langsung atau melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya
seseorang menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki
representasi mental tentang kecelakaan tersebut dari orang yang langsung
menyaksikannya juga akan membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi.
Hanya saja terjadi perbedaan representasi mental pada kedua orang itu.
c.
Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat
efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada
masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan
melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu
contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah
atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi
atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan
masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang
memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru,
perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak
dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol
sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.
Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa
marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan.
Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita
dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
d.
Bahasa sebagai Alat Integrasi dan
Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur
kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman
mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta
belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien
melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap
orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya,
serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh
mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya.
Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan
masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi
sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi
sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan
memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang
kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda.
Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita
juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya,
pada situasi apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang
sopan dan tidak sopan. Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur
orang dengan kata Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing,
pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang
Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang
pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita
salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan
menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri
dengan bangsa tersebut.
2.4 Bahasa Indonesia Yang Baik dan
Benar
Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu
bersistem. Oleh karena itu, berbahasa bukan sekedar berkomunikasi, berbahasa
perlu menaati kaidah atau aturan bahasa yang berlaku.
Ungkapan
“Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Kita tentu sudah sering
mendengar dan membaca ungkapan tersebut. Permasalahannya adalah pengertian apa
yang terbentuk dalam benak kita ketika mendengar ungkapan tersebut? Apakah
sebenarnya ungkapan itu? Apakah yang dijadikan alat ukur (kriteria) bahasa yang
baik? Apa pula alat ukur bahasa yang benar?
Penggunaan
bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa
kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada
siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur,
pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak
sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak kecil
dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa
untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu tidak
dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan,
misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada orang
dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa
tentu jauh berbeda.
Lebih lanjut lagi, karena berkaitan
dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni
pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan.
Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada
penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang
digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan
adalah media lisan. Jika ia menggunakan surat, media yang digunakan adalah
media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikannya kepada penerima
pesan. Oleh karena itu,
Bahasa yang baik dan benar dapat diterapkan dalam keidupan sehari-hari agar
interaksi antar sesama maupun kelompok dapat terjalin hubungan yang baik dan
benar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan salah satu faktor
pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka
wawasan bangsa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi-teknologi yang
berkembang. Dengan kata lain,
bahasa merupakan sarana untuk menyerap dan mengembangkan pengetahuan.
Kemampuan
berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan
kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang
pokok. Tanpa penguasaan tata
bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk
mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat
komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan
kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama.
3.2 Saran
Oleh karena
itu sebagai warga Indonesia yang baik, saya harus tetap belajar menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar yang selama ini saya sudah banyak lupa
bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Kita juga patut bangga
mempunyai bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, oleh karenanya kita
tidak boleh membuat bahasa Indonesia menjadi luntur dalam penggunaannya
walaupun kita juga tidak boleh melupakan bahasa daerah kita karena itu
merupakan warisan budaya bangsa kita. Artinya walaupun dalam pergaulan
sehari-hari kita menggunakan bahasa daerah atau gaul tetapi di dalam situasi
yang resmi seperti dalam dunia pendidikan dan lain sebagainya kita harus tetap
tahu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://sugiartha26.wordpress.com/2012/10/06/fungsi-dan-peranan-bahasa-indonesia-dalam-kegiatan-sehari-hari/
http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
http://kafeilmu.com/2010/12/pengertian-ragam-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html
Materi Stand Up Comedy M. Abdul Hamam
Materi stand up comedy from kope “BBM Naik”
Ass, perkenalan
Bensin naik (yg penting bbm di read n di bales)
pastinya nigisi ceban & ngecek di play stoere tetep ajah bbm gratis,orang
indo panik saya ikt* ngantr, tips ngantri di pom ; yg pastinya bawa motor, cari
antrian yg kosong , dan yg terkhir jika petugas pom gk ada..segerelah kita
ngisi dengn sendri lalu bergegaslah untuk meninggilkan pom bensin. Nunggu
ngantri panjang buat isi bbm sebelum naik, pas udah dapat giliran udah jam
00.00, oh ya ini berita terupdet yg saya dapet ,ya berita mengembirakan bua kita semua penurunan
harga bbm , pemerintah jokowi akan umumkan penurunan harga yg berlaku besok . m
esdm “sofyan djalil” m ppn & bappenas adrinof chaniago , mentri kabinet
kerja jokowi mengumumkan barusan di kantor mentri koorditor perekonomian,
adapun harga barunya, premium : Rp 6.500 menjadi Rp 4.500 , dari yg solar
seharga Rp 5.500 menjadi Rp 3.750 . ini terhitung mulai nanti jam 12 malam ,
menurut mentri perekonomian sofyan djalil ; harga tersebut di atas untuk setengah liter.jangan caci maki
pemerintah” yg ktany dari subsidi bbm untuk kesehatan & pendidikan,(ya
wajar mereka mencaci maki , terutama ibu* rumah tanga yg katany imbas dari bbm
naik harga* juga naik , seperti halnya minyak goreng , gula merah, bawang, cabe
cabea, & selain harga pada naik, bbm naik juga menurunkan produktifitas
cabe cabean , yg biasanya cabe cabean suka bawa motor bonceng tiga yg keluar
pas sholat ashar, mungkin sekarang g akn berkurang & mereka akan berali naik
becak.”udah kebayang kan bagaimana cabe cabean naik becak. cadangan minyak bumi
indo untuk 12 tahun lagi. Udah mulai sekarangmh irit bensin.
Di sini banyak cewe, mana ya cewe cantik ???
“ya kamu pake kerudung merah, ehh ternyata bukan cewe... (becanda neng , amammh
klo becnda suka serius) neng sudah punya pacar ?belum . hemm cantik2 belum
punya pacar, mubazir neng .. mendingan kecantikanya di wakafin ajah (biar
faedah) sebelahnya cowo., a uadah punya pacar ?sudah..mau tukar tambah dg pacar
saya , kemarin pacar saya baru ganti kesing, jaringan gk lemot, udah jelibin lagi.
Dan kalau kita Berbicara lagi tentng
perempuan, berarti kita berbicara tentng ibu, sosok perempuan tangguh tempat
kita berteduh membasuh peluh, dia yg palng mengrti kita saat kita jatuh ,
mengangkat kita n memberikan semangat baru,kalau jatuh n tak bisa bangkit lagi itu
rumor butiran debu. Laki2 & perempuan padadasarnya adl satu yg ketika
hilang memunculkan rasa rindu. keduanya dicipta bukan untuk beradu siapa yg
lebih maju, tetapi untk saling membantu
dalam do’a penghulu. terus cewe itu punya keahlian yg saya salut, itu terutama
ibu ibu yg kalo melht sensor barang disokn , mau rame kaya apa jga moll dia
seblh sanah diskon 50% tuh.. sinylnya kencng benr. sebtlnya gk maslh, krn itu
jga bgus buat penghemtn, jadi mislnya klo ke supermarket ,beli sabun yg hadihnya
piring cantik (padhl pirngnya gk cantk2 amt), beli motr yg berhadiah payung
cantik (padhl kan naik motr gk bsa sambl pke payung)..yg saya bingung adl yg bhaya , klo mislnya prinsip ini di
terpn di semua hal, karn prinsp wanita klo ada barng diskn : beli ajh dlu, perlu gk perlu ursn belkngn, mempng lgi diskn .. ini
bahaya... krna sekrng klinik pusksmas rumah sakt bsa diskon jga , kebyng
prinsip itu di terpkn ...tiba lagi duduk cewe sama cwo suami istri di rmh sakt
, cwenya blang ..mas mndingan skrng oprsi katark , cwo : kan mata aku gk
knp2..?, cwe : ya, mempeng lgi diskonnn ,...udh oprsi dlu , ke pke gk ke pkemh
blkngn , cwo : emg mta say kutil , maen oprsi oprsi ajah.. bnyk yg sult di mengrt dr permpn , sebtlnya ini cmn
maslh komunikasi ajah, sebnrnya cwe ama cwo itu sama ajh..., dan perempuan
biasanya ska menggunkn analogi2 yg sult di pahmi olh pria, mislnya cwe pengn
beli sepatu , di tmnn sama cwonya ke mall..masuk ke lantai satu..liht ada septu
di pegng2 doank gk di beli....ayo ke lantai dua mutrr2 ..weyy tawaf kita di
mall, demi nyari sepatu, kita tawaf ..kalo cape berhnt dlu , lempr jumroh
kadng2..ttp ajh gk di beli, pegng2 doank gk di ambil..ntr klo sdh sehrn nyri
septu gk ktmu, di jaln pulng bru dia ngambk ..(diemmm ajh cembrtt)cwo: klo di tnya
knp tdi septnya gk di ambl? , cwe : gk ahh, gk cocok di hati ...nmanya jga
septu, di mna2sepatu pasnya di kaki... (cwo : jdi bahsanya yg sult di mngrt ).
Terus cewe juga pintar phpiin cowo, nah php seorang cewe itu sama ajah seperti
kita ngambil makanan di toples roti biskuat pas di buka isinya rengginang “buka
lagi toples yg satu bener isinya roti, eh pas di makan rotinya rasa
rengginang”..
Created by Amam pe..
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALUTA ASING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penyusun
bermaksud membahas mengenai “pendidikan
dan pelatihan”. Adanya
perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa, membuat persaingan
dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi dan
modernisasi. Jika suatu organisasi atau instansi tidak bisa menyikapi hal
tersebut, maka kelangsungan kegiatan atau pekerjaan di dalam organisasi atau
instansi tersebut akan terhambat. Untuk itu, diperlukan adanya sistem yang baik
yang harus dimiliki oleh setiap organisasi. Sebuah instansi harus didukung
sumber daya manusia yang cakap karena sumber daya manusia sangat berperan dalam
menjalankan usaha atau kegiatan di dalam instansi tersebut (Soekidjo
Notoatmodjo,2003:2).
Perlu disadari, bahwa untuk mengimbangi perubahan-perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek yang mempengaruhi beban kerja pimpinan dituntut tersedianya tenaga kerja yang setiap saat dapat memenuhi kebutuhan. Untuk itu, seorang pimpinan harus dapat mengelola sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia. Dalam kondisi seperti ini, bagian kepegawaian juga dituntut harus selalu mempunyai strategi baru untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan pegawai yang cakap yang diperlukan oleh suatu instansi. Untuk mendapatkan pegawai yang profesional dan berintegritas memang harus dimulai dari seleksi penerimaan, penempatan, promosi sampai dengan pengembangan pegawai tersebut.
Perlu disadari, bahwa untuk mengimbangi perubahan-perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek yang mempengaruhi beban kerja pimpinan dituntut tersedianya tenaga kerja yang setiap saat dapat memenuhi kebutuhan. Untuk itu, seorang pimpinan harus dapat mengelola sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia. Dalam kondisi seperti ini, bagian kepegawaian juga dituntut harus selalu mempunyai strategi baru untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan pegawai yang cakap yang diperlukan oleh suatu instansi. Untuk mendapatkan pegawai yang profesional dan berintegritas memang harus dimulai dari seleksi penerimaan, penempatan, promosi sampai dengan pengembangan pegawai tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat disusun pertanyaan yang
akan menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini, yaitu :
1.
Apa pengertian valuta asing?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat
mengetahui tentang pengertian valuta asing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
1. Pengertian pendidikan
Berikut pengertian pendidikan menurut
para ahli:
a)
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.
b)
Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
c)
Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya baik dalam pendidikan formal
maupun non formal. Penididkan formal diperoleh dari program-program yang sudah
dirancang secara struktur oleh intitusi,kementrian suatu negara (sekolah).
Pendidikan non formal yaitu dari pengetahuan yang didapatnya dari kehidupan
sehari-hari baik yang dirasakan sendiri atau yang dipelajari dari orang lain
(lingkungan).
2. Pengertian pelatihan
Menurut para ahli
pelatihan,yaitu:
a)
Menurut
Bernardin dan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improve
employee performance on a currently held job or one related to it. This usually
means changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be
effective, training should involve a learning experience, be a planned
organizational activity, and be designed in response to identified needs. Jadi
pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan
kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan
dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku,
sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan
menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas
pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang
direncanakan dan dirancang di dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang
teridentifikasi.
b)
Noe, Hollenbeck,
Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned effort to
facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and behavior by
employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana
untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan
pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
c)
Menurut Gomes
(2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja
pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu
pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya
Dapat disimpulkan
bahwa pelatihan adalah suatu usaha pengalaman pembelajaran untuk mengembangkan
kinerja para tenaga kerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung
jawabnya, hal ini biasanya melakukan pembelajaran dalam perubahan sikap, prilaku, keahlian ,dan
pengetahuan yang khusus atau sfesifik dimaksudkan untuk memperbaiki kegiatan
dalam melaksanakan pekerjaan.
d) Perbedaan pendidikan dan pelatihan
Perbedaan
kedua istilah itu pada intinya mengarahkan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk
membantu meningkatkan kemampuan pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan
pendidikan lebih berorientasi pada peningkatan produkktivitas kerja pegawai di
masa depan. Akan tetapi perbedaan itu tidak perlu ditonjolkan karena kedua
pengertian itu umumnya digunakan bersama-sama.
Sebenarnya
perbedaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu perusahaan, menurut
Soekidjo Natoatmodjo secara teoritis dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
No.
|
Penjelasan
|
Pendidikan
|
Pelatihan
|
1
|
Pengembangan
kemampuan
|
Menyeluruh
(overall)
|
Mengkhusus
(spesific)
|
2
|
Area
kemampuan (Penekanan)
|
Kognotif,
afektif
|
Psikomotor
|
3
|
Jangka
waktu pelaksanaan
|
Panjang
(long term)
|
Pendek
(Short term)
|
4
|
Materi
yang diberikan
|
Lebih umum
|
Lebih
khusus
|
5
|
Penekanan
penggunaan Metode Belajar Mengajar
|
Konvensional
|
Inkonvensional
|
6
|
Penghargaan
akhir proses
|
Gelar
(degree)
|
Sertifikat
(Non gelar)
|
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelakasanaanpendidikan dan
pelatihan menitikberatkan pada :
1.
Membantu
pegawai dalam menambah pengetahuan dan ketrampilan.
2.
Pengetahuan
dan ketrampilan tersebut sangat erat hubungannya dengan pekerjaan
sekarang ataupun masa yang akan datang.
3.
Pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan haruslah direncanakan dan diorganisasikan untuk
mendapatkan efektivitas dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan itu
sendiri.
e) Pengertian pendidikan dan pelatihan
Menurut John
Suprihanto (1988:86) pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses pembinaan
pengertian dan pengetahuan terhadap kelompok fakta, aturan serta metode yang
terorganisasikan dengan megutamakan pembinaan, kejujuran dan ketrampilan.
Sondang P.
Siagian (1983:180) memberikan pengertian terhadap kedua istilah itu : Pendidikan
adalah keseluruhan proses, teknik dan metode mengajar dalam rangka mengalihkan
sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang yang lain dengan standart yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pelatihan adalah juga proses belajar
mengajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu.
Kemudian
Wijaya (1970:75) juga mengemukakan pengertian yang senada dengan diatas yaitu
“Pendidikan dimaksudkan untuk membina kemampuan atau mengembangkan kemampuan
berpikir para pegawai, meningkatkan kemampuan mengeluarkan gagasan-gagasan pada
pegawai sehingga mereka dapat menunaikan tugas kewajiban dengan
sebaik-baiknya”. Waktu yang diperlukan untuk pendidikan bersifat lebih formal.
Sedangkan latihan lebih mengembangkan ketrampilan teknis sehinga pegawai dapat
menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Latihan berhubungan dengan
pengajaran tugas pekerjaan dan waktunya lebih singkat serta kurang formal.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah suatu bentuk kegiatan
pembinaan dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar memberikan kontribusi dalam
menjalakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya
B. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Tujuan
merupakan sesuatu yang ingindicapai dalam sebuah program atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh sebuah instansi atau lembaga. Begutupun dalam suatu
pendidikan dan pelatihan, didalamnya terdapat tujuan yang hendak dicapai. Namun
tujuan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan pada tiap-tiap lembaga/instansi
berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan, harapan ataupun tujuan yang ingin
dicapai oleh lembaga tersebut.
Pada
umunya kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau
instansi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, skill
seseorang yang mengikuti pelatihan tersebut.
Tujuan
dari pendidikan dan pelatihan dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001 : 6), dimana
Oemar Hamalik melihat bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan dilihat dari
beberapa segi, diantaranya yaitu:
1.
Pengembangan
kualitas Sumber Daya Manusia
Tujuan pelatihan bersumber dari kualitas
manusia yang diharapkan antara lain terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut:
·
Peningkatan
semangat kerja
·
Pembinaan
budi pekerti
·
Ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
·
Meningkatkan
taraf hidup
·
Meningkatkan
kecerdasan
·
Meningkatkan
keterampilan dan kesejahteraan
·
Menciptakan
lapangan kerja dan pendapatan
2.
Kelembagaan
pendidikan dan pelatihan
Setiap lembaga pendidikan dan poelatihan
memiliki tujuan yang berbeda-beda tergantung dari konsep diklat yang diadakan
dan tujuan program yang ingin dicapai.
3.
Jenis
pekerjaan dan jenis diklat
Berdasarkan
jenis pekerjaan maka diklat pun diselenggarakan menyesuaikan dengan jenis
pekerjaan. Kegiatan program pelatihan dan pendidikan dapat memberikan manfaat
yang cukup positif bagi beberapa pihak.
C. Jenis Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan
dan pelatihan berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi empat macam, antara
lain :
1.
Pendidikan Umum, yaitu
pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan para
peserta tersebut memperoleh pengetahuan umum.
2.
Pendidikan Kejuruan, yaitu
pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan pada peserta pendidikan
mau melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya.
3.
Latihan Keahlian, yaitu
bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang
diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan termasuk di dalamnya latihan
ketata-laksanaan.
4.
Latihan Kejuruan, yaitu
bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang
diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf
lebih rendah dari pada latihan keahlian.
D. Metode Pendidikan dan Pelatihan
Untuk
memilih metode pendidikan dan pelatihan yang
tepat harus didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai, sarana yang ada dan
jumlah penggunaan yang tersedia serta waktu dari kegiatan. Maksud metode
pendidikan dan latihan adalah sebagai suatu cara sistematis yang dapat
memberikan deskripsi secara luas serta dapat membuat suatu kondisi tertentu
dalam penyelenggaraan pendidikan dan latihan guna mendorong peserta dapat
mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap penyelesaian
tugas dan pekerjaan yang akan akan dibebankan kepadanya.
Pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
dapat melalui beberapa metode, yaitu :
1.
Sistem Magang. Sistem ini
merupakan sistem yang paling tua di dunia. Sistem magang mempunyai prinsip umum
yaitu belajar sambil bekerja dan sebaliknya.
2.
Sistem Peragaan. Untuk
ketrampilan tertentu sering kali dalam pendidikan dan latihan menggunakan
peragaaan, dengan alat-alat tertentuserrta didemontrasikan cara pengerjaannya.
3.
Sistem Bimbingan. Dengan
sistem ini pelajaran langsung diberikan satu-persatu sehingga para pegawai akan
lebih cepat memahami pelajaran yang diberikan.
4.
Sistem Latihan Praktek. Dalam
sistem ini seseorang lebih ditekankan untuk melaksanakan latihan praktek
seperti sesungguhnya agar mereka dapat langsung bekerja.
Secara garis
besar metode pendidikan dan pelatihan karyawan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yakni :
1.
Metode di luar pekerjaan (off the job side), metode ini
berarti karyawan sebagai peserta diklat keluar sementara dari
pekerjaannya.
2.
Metode di dalam pekerjaan (on the job site), metode ini
adalah berbentuk penugasan pegawai-pegawai baru pada bagian-bagian yang telah
ditentukan. Ini berarti para pegawai yang sudah berpengalaman untuk membimbing
atau mengajarkan kepada para pegawai baru dan diharapkan pegawai yang telah
senior itu dapat memberikan suatu contoh mengerjakan pekerjaan dengan baik,
jelas dan kongkret, sehingga para pegawai baru akan menirunya.
E. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan
Manfaat
dari diadakannya pendidikan dan pelatihan dapat dirasakan oleh karyawan/pegawai
yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan maupun oleh lembaga/instansi
tempat karyawan tersebut bekerja. Bagi karyawan/pegawai yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan, manfaat yang diperoleh salah satunya adalah mereka
dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, skill dalam bidang pekerjaannya.
Sedangkan bagi perusahaan/lembagainstansi, kegiatan pendidikan dan pelatihan
dapat memberikan manfaat yang salah satunya yaitu dapat meningkatkan kualitas
operasional perusahaan karena didukung oleh SDM yang lebih berkualitas.
Sebagaimana beberapa manfaat pendidikan dan pelatihan yang dikemukakan
oleh Manulang (1992:83), diantarnya yaitu:
1.
Memudahkan
pelaksanaan tugas, dengan adanya diklat, seseorang akan lebih mudah dalam
melaksankan tugasnya dan menjamin tersedianya tenaga kerja dalam perusahaan
yang mempunyai keahlian.
2.
Membantu
stabilitasi pegawai, dengan adanya diklat stabilitasi pegawai dapat dijaga dan
mendorong karyawan untuk betah bekerja diperusahaan yang bersangkutan. Apalagi
jika karyawan dilatih untuk mewujudkan promosi dari perusahaan (promotion from
withim) maka cara kerja dan sikap karyawan dapat diperbaiki
3.
Bekerja
lebih efisisen, apabila karyawan memperoleh latihan di bawah pengawasan instruktur
ahli, maka karyawan akan berkembang lebih cepat dan lebih baikserta bekerja
lebih efisien.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidikan
dan pelatihan adalah suatu bentuk kegiatan pembinaan dalam mengembangkan
kemampuan yang dimiliki oleh pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar memberikan kontribusi dalam menjalakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Riadi, Muchlisin.
(2012). Jenis dan Metode Pendidikan dan Pelatihan. Tanggal Pengambilan 16 Maret
2015 tersedia di http://www.kajianpustaka.com/2012/11/jenis-dan-metode-pendidikan-dan.html.
.
2014. Valuta Asing. Tanggal pengambilan 14 November 2014 tersedia di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126948-6574...Literatur.
Bank Indonesia. 2014.
Informasi Kurs. Tanggal pengambilan 14 November 2014 tersedia di http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx
Feryanto, Agung, dkk.
2012. Detik-detik Ujian Nasional Ekonomi. Klaten : Intan Pariwara.
Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional.
Jakarta : Salemba Empat.









